1. ANALISIS
RASIO
Analisis Rasio menurut Mahmud M.Hanadie (2005:77) adalah penggabungan antara suatu unsur lainnya
dalam laporan keuangan, hubungan antara unsure dinyatakan dalam bentuk
matematis yang sederhana.
Analisis rasio merupakan bentuk atau
cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain
diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau
kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisi ratio keuangan (
Financial Ratio Analisis).
Analisis ratio dapat dilakukan dengan
dua cara,yaitu :
·
Membandingkan
perusahaan satu dengan perusahaan lain
·
Membandingkan
perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda.
2.
RASIO KERUANGAN
Rasio keuangan adalah perbandingan
antara pos satu dengan yang lainya. Pos yang diperbandingkan bisa berasal dari
laporan yang sama, misalnya laba terhadap penjualan. Bisa juga rasio merupakan
perbandingan antara laporan keuangan, misalnya ROI. ROI adalah perbandingan
antara laba (laporan laba-rugi) dan asset (neraca).
Jenis rasio keuangan terdiri dari :
1. Rasio
Aktivitas ( Activity Ratio)
Rasio aktivitas yang mengukur tingkat
efektifitas penggunaan asset perusahaan. Rasio ini sering juga disebut rasio
perputaran atau turnover. Secara umum semakin tinggi perputaran berarti semakin
efektif tingkat penggunaan asset perusahaan.
Rasio perputaran meliputi :
·
Rasio
Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
·
Rasio
perputaran Piutang Usaha (Account Receivable Turnover)
·
Rasio
perputaran Utang Usaha (Account Payable Turnover)
·
Rasio
Perputaran Modal Kerja Bersih (Net Work Capital Turnover)
·
Rasio
Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
·
Rasio
Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)
2. Rasio
Likuiditas ( Liquiditas Ratio)
Rasio likuiditas bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan perusahan dalam melunasi kewajiban jangka
pendeknya. Oleh karena itu pos-pos yang di hitung adalah pos neraca pada aktiva
lancer dan utang lancar. Rasio likuiditas meliputi :
·
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah perbandingan anatara aktiva lancar
dengan utang lancar. Perhitungan ini bertujuan mengetahui sampai berapa jauh
sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin utang kepada kreditor
jangka pendek.
·
Rasio Cair, Rasio Cepat ( Quick Ratio,
Acid Test Ratio)
Sebagian orang merasa bahwa hasil perhitungan rasio lancar
yang menghitung seluruh aktiva lancar kurang tajam, karena beberapa pos perlu
dikeluarkan dalam perhitungan rasio cepat. Persediaan dianggap pos yang kurang
lancar. Rasio ini cukup popular dan sering dipakai dalam analisis likuiditas.
·
Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio ini untuk mengukur
jumlah kas tersedia dibanding dengan utang lancar. Pengertian kas
kadang-kadang diperluas dengan setara kas (Cash
equivalent) meliputi surat berharga yang mudah diperjual belikan. Dari tiga
rasio likuiditas , maka rasio yang paling jarang digunakan adalah rasio kas
karena dianggap terlalu sempit.
3. Rasio
Profitabilitas (Profitability Ratio)
Profitabilitas adalah kemampuan
menghasilkan laba. Dalam analisis rasio, kemampuan menghasilkan laba dapat
dikaitkan dengan penjualan,asset, atau modal. Pemilihan rasio tergantung dari
mana kita kan melihat. Hal ini mudah difahami karena secara sadar perusahaan
didirikan untuk mendapat laba. Rasio Profitabilitas terdiri dari :
·
Rasio
Laba Kotor Atas Penjualan (Gross Profit Margin on Sales)
Rasio ini mengukur
tingkat profitabilitas produk sebelum dibebani oleh biaya-biaya lain.
Rasio ini hanya mengukur laba kotor, tetapi dalam perhitungan sehari-hari
sering dilakukan, karena mudah dan praktis.
·
Rasio
Laba Usaha Atas Penjualan (Operating Profit Margin on Sales)
Laba usaha(laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama
perusahaan. Sebagai hasil utama, sudah seharusnya laba ini memberikan hasil
lebih besar dibandingkan laba yang bukan
utama. Hal ini tidak berarti pendapatan lain-lain tidak boleh. Pendapatan lain-lain
boleh saja, akan tetapi fokus kegiatan usaha terletak pada besarnya laba usaha.
·
Rasio
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (Margin Before Interst dan Tax on Sales)
EBIT (earning before interst on sales) adalah laba sebelum
dibebani bunga dan pajak. EBIT mencerminkan laba perusahaan sebelumnya
dipengaruhi oleh struktur modalnya (utang dan ekuitas). Jadi perusahaan dengan
utang yang lebih besar atau kecil, beban bunganya belum
mempunyai dampak pada EBIT.
·
Rasio
Laba Sebelum Pajak (Pretax Margin Before Tax on Sales)
EBIT mencerminkan laba setelah dipengaruhi oleh struktur modal yang berupa beban bunga, namun sebelum beban pajak.
·
Rasio
Laba Bersih Atas Penjualan (Net Profit Margin on Sales)
Rasio laba bersih terhadap penjualan sangat penting artinya
bagi pemilik, beberapa laba yang menjadi haknya. Rasio ini mengukur hasil akhir
dari seluruh kegiatan perusahaan. Selisih laba bersih dengan laba usaha dapat
mencerminkan berapa beban yang ditanggung perusahaan untuk biaya-biaya
nonoperasional.
·
Rasio
Tingkat Pengendalian Investasi (Return On Asset, ROA)
Tujuan perhitungan ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh
asset yang digunakan dapat menghasilkan laba, dalam hal ini EBIT adalah laba
tanpa beban bunga. Dengan demikian rasio ini untuk mengetahui keseluruhan hasil
sebelum beban bunga utang dibanding dengan keseluruhan asset.
·
Rasio
Laba Bersih Atas Modal (Return on Equity)
Bagi pemilik modal rasio ini lebih penting ketimbang rasio
laba bersih terhadap penjualan, untuk mengetahui sampai seberapa jauh hasil
yang diperoleh dari penanaman modalnya. Karena yang dibandingkan adalah laba
bersih dengan modal sendiri. Pengertian modal
adalah semua moda yang tertanam di perusahaan, termasuk didalamnya saldo laba
(laba ditahan). Dengan rasio tersebut , pemilik dapat membandingkan antara
hasil diperusahaan satu dengan perusahaan lainnya.
4. Rasio
Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio solvabilitas adalah rasio antar
hubungan utang aset dan resiko. Ada yang perlu dikaitkan antara biaya atas
penggunaan aset dengan biaya atas modal (cost of capital). Semakin sedikit
utang semakin rendah resiko keuangan(financial risk) dasar pendekatannya adalah
neraca atau laba-rugi. Rasio Solvabilitas terdiri dari :
·
RasioTotal
Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Capital Ratio)
Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi resiko kebangkrutan
perusahaan. Dalam batas tertentu bank
akan sulit untuk mengabulkan permohonan kredit. Hanya saja setiap bank
batasnya berbeda.
·
Rasio
Total Utang terhadap Modal (Total Debt to Total Equity Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara utang dengan modal. Rasio
satu menunjukkan jumlah utang sama dengan modal. Semakin tinggi rasio ini
semakin tinggi resiko kebangkrutan perusahaan.
·
Times
Interst Earned Ratio
Rasio ini bertujuan untuk mengukur pengaruh beban bunga
terhadap laba sebelum bunga dan pajak. Dengan
melihat struktur laporan laba-rugi , mungkin lebih mudah mencari terlebih dahulu laba sebelum pajak baru kemudian ditambahkan
kembali unsure bunganya.
·
Rasio
Harga Pasar Terhadap Nilai Buku (Price To Book Ratio)
Tingginya rasio ini menunjukkan penilaian atau harapan invertor terhadap perusahaan. Semakin
tinggi rasio perusahaan dipandang semakin tinggi mempunyai proaspek yang baik.
·
Rasio
Deviden Dibagikan (Devidend Payout Ratio)
EPS hanya mencerminkan kemungkinan menerima deviden. Bagi pemegang
sahan penghasilan yang diterima adalah deviden itu sendiri. Karena itu perlu
dihitung kaitan antara EPS dan deviden itu sendiri.
Sumber : TOTO PRIHADI, Mudah
Memahami Laporan Keuangan